Gerakan Koperasi di Singapura : Saling Kerja Sama Untuk Kemajuan Bersama

Tidak hanya di Indonesia saja, di seluruh dunia pergerakan koperasi juga terjadi. Bahkan untuk sebuah negara yang notabene ekonominya berdasarkan sistem kapitalisme yang sangat kental seperti Singapura. Di mana di negara itu perkembangan koperasi terus berjalan. Diinduki oleh SNCF (Singapore National Co-operative Federation), pergolakan koperasi terus berjalan di negeri kecil nan kaya itu. Salah satu yang paling menonjol perkembangannya adalah koperasi pada level kampus (university campus). Di mana beberapa koperasi kampus di Singapura mulai melakukan gerakan yang inspiratif untuk memajukan koperasi di Singapura secara keseluruhan. Hebatnya, dalam melakukan pergerakan itu, mereka tidak hanya berjalan sendiri-sendiri dan bersaing satu sama lain. Tapi mereka memilih jalan yang terbaik untuk sebuah koperasi, yaitu saling bekerja sama.

Salah satu koperasi tingkat kampus yang terus berkembang adalah National University of Singapore Co-operation (NUS Co-op), yang baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke 40. Koperasi ini berdiri pada tahun 1969 dan terus berkembang sampai sekarang. Awalnya bidang usaha yang digeluti hanyalah pada bookstore saja. Namun sekarang, bidang usahanya sudah sangat bermacam-macam. Selain bookstore yang sekarang sudah tergolong sebagai modern bookstore, juga ada penjualan aksesoris komputer, Notebook Ownership Scheme, Graduation Gowns sale/rental, dan beberapa bidang jasa lainnya.

Bahkan, saat diperkenalkan dalam acara Regional Workshop on University/Campus Co-operatives for Asia and the Pacific, yang diadakan di Jogjakarta pada tanggal 21-25 Juni 2010, oleh salah satu wakil presidennya, Dr. Tan Sun Teck yang juga menjabat sebagai presiden dari SNCF, NUS Co-op mulai memasang target pasar pada junior colleges dan secondary school. Juga kemudian menjalin kerjasama dengan NTUC First Campus. Sebuah koperasi yang ruang lingkupnya adalah anak-anak usia sebelum sekolah.

Diambilnya kerjasama itu menurut Dr. Tan juga tidak berdasarkan sebuah keputusan yang sembarangan. Melainkan berdasarkan pertimbangan-pertimbangan yang nantinya akan menguntungkan ketiga pihak. Yaitu NUS Co-op, NTUC, dan juga konsumen pada akhirnya.

Keuntungan untuk NUS Co-op adalah bertambahnya pendapatan yang didapat oleh koperasi itu. Juga dari kerjasama itu akan memberikan skala ekonomi yang lebih besar untuk NUS Co-op kedepannya. Kemudian, NUS Co-op akan mempunyai bargaining power yang tinggi terhadap para supplier yang nantinya akan berujung pada penambahan omzet koperasi.

Sedang keuntungan untuk NTUC juga ada berbagai macam. Dengan kerjasama itu, diharapkan NTUC akan mempunyai kapasitas usaha yang lebih besar. Juga kemudian akan mendapat target yang lebih besar. Lalu keuntungan NTUC yang terutama adalah mempunyai kesempatan untuk lebih melebarkan sayap dari usahanya karena secara tak langsung akan terjadi shared costumer antara keduanya. Jika sudah begitu, maka tentu saja kesempatan untuk mendapatkan keuntungan yang lebih akan didapat oleh kedua koperasi ini.

Yang terakhir, keuntungan untuk konsumen pun juga ada. Di mana konsumen akan mendapat lebih banyak pilihan dalam mendapatkan produk dan jasa yang disediakan oleh keduanya. Lalu dengan adanya kerjasama ini juga akan membuat pasar menjadi lebih bergairah dan monopoli dapat terhindarkan. Kemudian yang terpenting, kerjasama ini akan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang koperasi. Sehingga pada akhirnya nanti, diharapkan koperasi scara umum akan semakin maju.

Dijelaskan secara lengkap oleh Dr. Tan Sun Teck dalam Regional Workshop on University/Campus Co-operatives for Asia and the Pacific kemarin tentang tujuan koperasi kampus secara umum di Singapura. Dr. Tan yang berposisi sebagai chairman SNCF pada sektor kampus meuturkan bahwa ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh koperasi universitas. Beberapa diantaranya adalah berupa peningkatan kesejahteraan mahasiswa, meningkatkan skill kewirausahaan, dan mungkin juga akan sampai pada pembentukan karakter mahasiswa itu sendiri. Yang kemudian nantinya akan sampai pada satu tujuan akhir yang disebut beliau adalah talent pool and future leaders. Di mana mahasiswa diharapkan dengan adanya koperasi universitas nantinya akan dapat mengembangkan kemampuannya dan menjadi pemimpin masa depan Singapura bahkan dunia.

Dr. Tan yang menjadi delegasi dari SNCF dalam workshop yang digelar oleh ICA regional asia pacific itu menjadi satu-satunya wakil untuk Singapura. Di mana dia yang mendapatkan gelar Phd pada tahun 1989 di University of Essex, di Inggris, menjadi partisipan sekaligus presentator tentang perkoperasian di Singapura. Dalam presentasinya itu, dia juga menuturkan keyakinannya dalam dunia perkoperasian di Singapura.

Tinggalkan komentar

Filed under KOPMA

Silahkan berkomentar dengan sopan dan asik. Insya Allah gue bakal kunjungan balik :)