Pengaruh Musik Punk terhadap Masyarakat

no-image2

a. Latar belakang

Dewasa ini, media massa sudah seperti menjadi bagian hidup dari masyarakat. Media massa yang antara lain berbentuk surat kabar, majalah, Radio siaran, Televisi, dan new media, seringkali menjadi pusat informasi dan hiburan bagi masyarakat.

Dan dari beberapa bentuk-bentuk media tersebut, musik menjadi unsur yang tidak terelakkan. Hal itu dikarenakan pengertian musik seperti yang ditulis di wikipedia.org adalah suatu bunyi yang dianggap enak oleh pendengarnya, dan juga Segala bunyi yang dihasilkan secara sengaja oleh seseorang atau kumpulan dan disajikan sebagai musik (http://id.wikipedia.org/wiki/Musik). Jadi, semua media massa yang memiliki sifat audio, baik itu audio saja maupun audio visual, pasti akan memakai unsur musik untuk memperindah audionya.

Dan karena hal tersebut di atas, maka akan berimplikasi pada pengaruh musik yang besar terhadap masyarakat. Alasannya jelas, pengaruh musik berbanding lurus dengan pengaruh media massa. Ditambah dengan faktor lain, yaitu musik yang tidak hanya berupa agen media massa, namun juga media hiburan, industri, syi’ar agama, dan juga ajang kreativitas masyarakat. Dengan hal itu, maka bisa dianggap bahwa pengaruh musik terhadap masyarakat akan selalu besar.

Dan musik sendiri mempunyai berbagai macam jenis. Ada yang pop, rock, jazz, blues, hiphop, dll. Di mana di dalam tiap-tiap jenis itu mempunyai cirri khas dan pengaruhnya masing-masing. Dan dalam penelitian kali ini, penulis akan menaruh highlight pada genre musik punk.

Mengapa musik punk? Karena jenis itu yang dianggap penulis sebagai jenis yang unik dan berbeda dibanding yang lainnya. Musik punk memiliki cirri khas sendiri. Punk sendiri, sebetulnya tidak hanya terbatas pada aliran musik, tapi juga bisa masuk pada ideology, pemikiran, budaya, dan juga fashion. Namun, agar tidak keluar konteks dari komunikasi massa, pemilih memilih untuk menyederhanakan pembahasan ke dalam punk sebagai aliran musik.

Alasan lain mengapa penulis memilih musik punk sebagai objek pembahasan adalah karena musik punk sangat identik dengan kekerasan/anarki. Hal itu bisa dikarenakan bentuk musiknya yang keras dan menghentak, juga liriknya yang menantang dan kasar. Sehingga menimbulkan stigma di masyarakat bahwa musik punk itu anarki. Sehingga dianggap akan memberikan pengaruh yang negatif  kepada masyarakat luas.

B. Permasalahan

Apakah pengaruh musik punk terhadap kehidupan masyarakat, terutama para remaja yang notabene masih dalam masa transisi penemuan jati diri

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh musik punk terhadap kehidupan masyarakat, terutama para remaja yang notabene masih dalam masa transisi penemuan jati diri.

D. Manfaat Penelitian

Jika kita sudah berhasil mengetahui pengaruh musik punk terhadap kehidupan masyarakat, khususnya remaja, yang tentunya tidak hanya satu, melainkan bermacam-macam pengaruh yang bisa berupa pengaruh negatif ataupun pengaruh positif, maka diharapkan kita akan mampu membuat filtrasi terhadap input musik punk dalam rangka meminimalisir pengaruh negatif dari musik punk itu sendiri.

E. Kerangka Pemikiran

1. Definisi Komunikasi Massa

Ada banyak ahli yang mengutarakan pemikiran mereka tentang definisi dari komunikasi massa. Dan tentunya, dari beberapa ahli yang mengutarakan pemikiran mereka itu, terdapat berbagai sudut pandang dan mind set yang berbeda-beda pula.

Pada awalnya, penulis cukup bingung untuk memilih definisi mana yang kiranya akan mempunyai keterkaitan yang erat dengan pengaruh musik punk terhadap masyarakat. Hal itu antara lain disebabkan karena pengetahuan penulis sendiri yang memang belum begitu cakap. Alasan lainnya adalah begitu beragam dan kompleksnya definisi komunikasi massa yang diutarakan oleh para ahli.

Namun, setelah memikirkan lebih dalam lagi, maka kemudian penulis beranggapan bahwa definisi dari Georg Gerbner dan juga definisi dari Elizabeth – Noelle Neuman yang tertulis di buku Rakhmat, tahun 1999, adalah definisi yang paling sesuai dalam konteks pembahasan pengaruh musik punk terhadap masyarakat.

Definisi tentang komunikasi massa yang dikatakan oleh Georg Gebner adalah komunikasi masa sebagai produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang berkelanjutan serta paling luas dipunyai orang dalam masyarakat industri (Rakhmat, 1999 : 188).

Jadi, menurut Gebner komunikasi massa itu harus berupa produksi dan distribusi yang dibuat berdasarkan adanya teknologi di dalam peradaban manusia serta lembaga yang mengaturnya. Serta, komunikasi massa itu harus berasal dari suatu arus pesan yang terjadi secara terus menerus. Dan juga, Gebner menambahkan bahwa komunikasi massa mempunyai potensi yang cukup besar akan dimiliki kebanyakan oleh masyarakat industri atau bisa dibilang juga masyarakat modern.

Dari definisi komunikasi massa menurut Gebner di atas, kita bisa menyimpulkan beberapa keterkaitan komunikasi massa dengan pengaruh musik punk terhadap masyarakat. Yang pertama, Gebner menyebutkan bahwa komunikasi massa itu berupa produksi dan distribusi yang dibuat berdasarkan adanya teknologi di dalam peradaban manusia serta lembaga yang mengaturnya. Jika dikaitkan dengan musik punk, kita akan bisa menemukan beberapa keterkaitan yang cocok. Yang pertama, musik pada umumnya adalah merupakan produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi. Alasannya jelas, musik adalah sebuah produk teknologi. Tanpa adanya teknologi dari manusia, musik tidak akan mampu mencapai level seperti sekarang. Level dimana semua orang dapat menikmatinya. Lalu, musik yang diperdengarkan secara masal juga akan selalu ada lembaga yang mengaturnya. Tidak bisa hanya berdasarkan ketidak sengajaan saja.

Lalu, yang kedua Gebner berpendapat bahwa komunikasi massa itu harus berasal dari suatu arus pesan yang terjadi secara terus menerus. Musik, khususnya musik punk mempunyai keterkaitan erat dengan pendapat Gebner ini. Karena pada dasarnya, semua pesan atau lirik yang disampaikan dalam lagu-lagu bergenre punk adalah suatu arus pesan yang benar-benar terjadi di masyarakat. Bukan merupakan suatu khayalan dan imajinasi pembuat lagu tersebut.

Yang terakhir, dalam pendapatnya Gebner mengatakan bahwa komunikasi massa mempunyai kecenderungan untuk dimiliki secara luas oleh masyarakat industri ataupun modern. Jika ditarik ke dalam musik punk lagi, maka musik punk memang cenderung dimiliki secara luas oleh masyarakat industri. Hal itu bisa dikarenakan masyarakat industri dapat mengakses media informasi dan komunikasi secara cepat dan efisien. Sehingga musik punk dapat sampai ke tempat mereka dengan cepatnya. Walaupun, kadangkala bukan nilai-nilai yang terkandung di dalam musik itu yang sampai ke tempat itu, melainkan hanya musik dan gaya hidupnya saja. Sehingga musik punk disitu hanya berfungsi sebagai media hiburan saja.

Setelah kita membahas definisi komunikasi massa menurut Georg Gebner tersebut di atas, sekarang saatnya untuk membahas definisi komunikasi massa menurut Elizabeth – Noelle Neuman. Namun, sebelum membahas definisi tersebut lebih lanjut, perlu penulis ingatkan bahwa definisi tersebut dikatakan oleh mereka dengan membandingkan komunikasi massa dengan komunikasi interpersonal. Jadi sudut pandang yang diambil adalah lebih kepada perbedaan komunikasi massa dengan komunikasi interpersonal. Namun, itu penulis anggap sudah cukup mereprensentasikan definisi komunikasi massa.

Menurut Elizabeth – Noelle Neuman, definisi komunikasi massa yang membedakannya dengan komunikasi interpersonal, yaitu pertama, bersifat tidak langsung, artinya harus melalui media teknis. Kedua, bersifat satu arah (one flow communication), artinya tidak ada interaksi antarpeserta komunikasi. Ketiga, bersifat terbuka, artinya ditujukan kepada publik yang tidak terbatas dan anonim. Keempat, memiliki unsur publik yang secara geografis tersebar (Rakhmat, 1999 : 189).

Dari keempat ciri komunikasi massa yang diungkapkan oleh Elizabeth – Noelle Neuman di atas, kita bisa mengambil benang merah kesesuaiannya dengan musik khususnya musik bergenre punk.

Yang pertama, komunikasi massa haruslah bersifat tidak langsung. Hal ini juga berlaku bagi musik, dalam hal ini musik yang dipasarkan dalam suatu industri atau bisa juga dikomersilkan. Karena musik yang dikomersilkan dan dipasarkan dalam industri haruslah memiliki media teknis untuk penyampaian pesannya. Tidak bisa secara langsung ataupun lisan.

Berikutnya yang kedua, komunikasi massa harus bersifat satu arah komunikasi dan tidak ada interaksi antara komunikasi dan komunikan. Hal itu berlaku juga bagi musik. Di dalam musik, komunikasi berjalan satu arah. Memang kadangkal kita akan melihat interaksi kecil antara komunikator dengan komunikan, tapi pada hakikatnya itu hanyalah sebuah feedback saja. Bukan respon langsung. Jika ditela’ah lebih jauh lagi, itu sama halnya dengan surat pembaca pada surat kabar ataupun telepon interaktif pada televisi maupun radio siaran, yang kita tahu adalah bentuk-bentuk dari media massa.

Yang ketiga, komunikasi massa harus bersifat terbuka yang berarti ditujukan kepada masyarakat luas dan anonim. Musik juga masuk dalam ciri-ciri itu. Penyampaian pesan dalam musik juga bersifat terbuka dan fleksibel. Tujuannya pun juga ditujukan kepada masyarakat yang luas dan anonim. Musik tidak pernah memilih-milih dalam penyampaian pesannya.

Dan yang terakhir, komunikasi masssa harus mempunyai unsur publik yang secara geografis tersebar. Dan dalam konteks ini, musik berada di dalamnya. Musik kita tahu adalah suatu penyampaian pesan yang tentunya tidak hanya ada di dalam satu tempat saja, melainkan di berbagai penjuru dunia ini. Bahkan, bisa dibilang musik adalah unsur yang paling dominan di dunia ini. Karena setiap orang pasti pernah mendengarkan dan menyukai musik. Jadi jelaslah, bahwa musik masuk dalam konteks definisi komunikasi massa menurut Elizabeth – Noell Neuman.

Setelah menyimak kedua teori di atas, kita dapat menyimpulkan bahwa musik dan di dalamnya terdapat kategori musik punk, adalah bagian dari komunikasi massa yang luas dan makro.

2. Definisi Punk

Definisi punk sebenarnya bisa dikatakan sesuatu yang sangat luas. Karena punk bisa berupa sebuah gerakan, budaya, gaya hidup, ataupun jenis aliran musik. Karena itulah, pada awalnya penulis cukup kesulitan untuk menemukan definisi punk yang paling esensial. Namun, pada akhirnya penulis menjatuhkan pilihan pada definisi punk yang tertulis di sumber beberapa situs di internet. Yaitu www.wikipedia.org yang sudah sangat terkenal dengan kekayaan arti istilahnya dan juga www.indonesiaindonesia.com, yang menurut penulis cukup bisa dipertanggungjawabkan kontensnya. Di situ penulis menemukan pengertian punk yang bisa dibilang cukup umum. Karena pendefinisian punk sendiri akhirnya didasarkan pada sejarah terbentuknya punk itu. Dan dengan pendefinisian punk ini, penulis berharap pembaca akan lebih mengerti tentang hakikat punk. Bukan hanya sebagai jenis musik, namun punk secara keseluruhan.

Dan pengertian punk yang tertulis di situs wikipedia.org adalah merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik. (http://id.wikipedia.org/wiki/Punk)

Jadi, menurut situs wikipedia .org, punk itu bukanlah hanya sekedar jenis musik yang menghentak dan tak beraturan saja. Namun, lebih pada kebudayaan dan ideologi. Punk sebenarnya lebih mengarah pada cara hidup seseorang dan pandangan hidupnya.

Selanjutnya, tertulis juga di wikipedia.org, bahwa ada satu istilah terkenal yang disebut anarko-punk pada jaman dahulu. ( mungkin sekarang masih ) Di situ, punk dianggap lebih memusatkan diri pada politik dan sosial dari pada hanya menjadi pengeemar musik rock ’n roll saja. Sehingga kemudian munculah ideologi anarkisme seperti yang pernah diusung oleh para founding fathers budaya dan ideologi punk.

Dilanjutkan di wikipedia.org bahwa istilah anarki seringkali dipakai oleh media massa untuk menyatakan suatu tindakan kekerasan, pengrusakan, ataupun kerusuhan massal. Padahal, disebutkan lagi oleh wikipedia.org bahwa sebenarnya hal itu berawanan dengan makna anarki yang dikatakan oleh pencetusnya, yaitu William Godwin, Pierre-Joseph Proudhon, dan Mikhail Bakunin. Mereka berpendapat bahwa  anarkisme adalah sebuah ideologi yang menghendaki terbentuknya masyarakat tanpa negara, dengan asumsi bahwa negara adalah sebuah bentuk kediktatoran legal yang harus diakhiri.

Kaum punk tidak hanya mengacukan anarki dari segi politik semata. Namun juga dalam kehidupan sehari-hari. Anarkisme bisa dianggap sebagai hidup yang tanpa kekangan dan berbicara tentang kebebasan. (http://id.wikipedia.org/wiki/Punk)

Di sumber lainnya, yaitu www.indonesiaindonesia.com, disebutkan kategori dan definisi singkat tentang punk berdasarkan pendapat seorang psikolog asal Rusia, Pavel Semenov. Beliau menyimpulkan bahwa manusia memuaskan kelaparannya akan pengetahuan dengan dua cara. Pertama, melakukan penelitian terhadap lingkungannya dan mengatur hasil penelitian tersebut secara rasional (sains). Kedua, mengatur ulang lingkungan terdekatnya dengan tujuan membuat sesuatu yang baru (seni).

Dengan definisi diatas, punk dapat dikategorikan sebagai bagian dari dunia kesenian. Gaya hidup dan pola pikir para pendahulu punk mirip dengan para pendahulu gerakan seni avant-garde, yaitu dandanan nyleneh, mengaburkan batas antara idealisme seni dan kenyataan hidup, memprovokasi audiens secara terang-terangan, menggunakan para penampil (performer) berkualitas rendah dan mereorganisasi (atau mendisorganisasi) secara drastis kemapanan gaya hidup. Para penganut awal kedua aliran tersebut juga meyakini satu hal, bahwa hebohnya penampilan (appearances) harus disertai dengan hebohnya pemikiran (ideas). (http://www.indonesiaindonesia.com/f/34349-sejarah-musik-punk/)

Setelah kita bersama-sama membahas definisi punk yang mencakup sejarah, dasar pemikiran dan kategorinya, penulis berharap pembaca kini lebih mengerti nilai esensial yang ada di dalam ideologi punk itu sendiri. Bukan hanya sebagai aliran musik. Punk pada akhirnya akan berorientasi pada protes sosial. Dan itu bisa mempunyai pengaruh besar pada masyarakat luas. Baik positif maupun negatif.

3. Teori Tentang Perubahan Sosial Dalam Masyarakat

Mungkin jika membaca tentang judul bagian diatas, yaitu teori tentang perubahan sosial dalam masyarakat, akan timbul sebuah pertanyaan besar. Apa kaitan bagian ini dengan pembahasan utama kita?

Pada dasarnya, penulis memberi bagian ini sebenarnya adalah dalam rangka penguatan terhadap keberadaan punk dan musiknya itu sendiri. Bahwa perubahan sosial juga mempunyai implikasi yang kuat terhadap punk dan musiknya.

Dan untuk menjelaskan hal ini, penulis mencari-cari teori sosiologi yang sesuai. Dan seperti sebelumnya, itu bukanlah hal yang mudah. Namun, pada akhirnya penulis berhasil juga menemukannya.

Penulis akan mengambil satu saja teori yang berkaitan dengan perubahan sosial ini. Teori itu adalah teori yang dikemukakan oleh seorang sosiolog ternama, Karl Marx (1818 – 1883).

Marx telah mempergunakan metode-metode sejarah dan filsafat untuk membangun suatu teori tentang perubahan yang menunjukan perkembangan masyarakat menuju suatu keadaan di mana ada keadilan sosial. Menurut Marx, selama masyarakat masih terbagi atas kelas-kelas, maka pada kelas yang berkuasalah akan terhimpun segala kekuatan dan kekayaan. Hukum, filsafat, agama, dan kesenian merupakan refleksi dari status hukum ekonomi kelas tersebut. Namun demikian, hukum-hukum perubahan berperanan dalam sejarah, sehingga keadaan tersebut dapat berubah baik melalui suatu revolusi maupun secara damai. Akan tetapi selama masih ada kelas yang berkuasa, maka tetap terjadi eksploitasi terhadap kelas yang lebih lemah. Oleh karena itu selalu timbul pertikaian antara kelas-kelas tersebut, pertikaian akan berakhir apabila salah satu kelas ( yaitu kelas protelar ) menang, sehingga terjadilah masyarakat tanpa kelas. ( Soerjono Soekamto, 1982 : 44 )

Dari teori itu, kemudian kita bisa mengerti bahwa sebenarnya gerakan, sub budaya, ideologi, ataupun musik punk adalah suatu hal yang memang wajar muncul dalam suatu masyarakat. Punk tidak bisa dianggap sebagai suatu penyimpangan nilai yang muncul dalam masyarakat. Sehingga jika ada anggapan bahwa punk – ideologi, sub budaya, gerakan, maupun musiknya – harus dimusnahkan dan dihilangkan dari struktur masyarakat. Maka teori ini rasanya cukup untuk menyangkalnya.

Secara garis besar, teori ini lebih mengatakan bahwa adalah hal yang wajar apabila kelas bawah mencoba berkonflik dengan kelas atas. Sebagai timbal balik eksploitasi yang dilakukan oleh golongan kelas atas terhadap kelas bawah. Di dalam teori itu, marx menambahkan struktur sosial dapat dirubah baik secara revolusi maupun secara damai. Dan dalam konteks ini, punk bisa dikategorikan sebagai revolusi. Namun, Marx menambahkan bahwa selama masih ada kelas – kelas sosial, pertikaian akan selalu terjadi antar kelas tersebut. Jadi, jika kemudian punk dianggap anarki – dalam hal ini berarti perusuh – maka itu adalah anggapan yang salah. Punk bukanlah penyimpangan sosial yang harus dihilangkan dari struktur sosial, melainkan hanyalah sebuah reaksi sosial yang lumrah dan wajar terjadi di dalam suatu struktur masyarakat.

4. Teori Tentang Komunikasi Massa

Selanjutnya, setelah membahas definisi, serta teori yang terjadi di masyarakat. Maka kini tiba saatnya bagi penulis untuk membahas teori yang menjadi dasar pemikiran yang dipakai dalam penelitian ilmiah kali ini.

Tentunya kita tahu, bahwa teori tentang komunikasi massa itu ada 4 garis besar yaitu teori pengaruh tradisi (the effect tradition), uses, gratifications and depedency, teori pengharapan nilai (the expectacy-value theory), dan teori Ketergantungan (dependency theory). Dari keempat teori itu, penulis kemudian memilih teori ketergantungan (dependency theory) sebagai landasan teoritik penelitian ini.

Teori ketergantungan yang diutarakan oleh Sandra Ball-Rokeach dan Melvin de Fleur, mengasumsikan bahwa khalayak adalah masyarakat yang aktif dalam menerima penyampaian pesan komunikasi massa. (http://blogs.unpad.ac.id/nadiasabrina/?p=50). Namun tetap mempunyai ketergantungan yang tinggi terhadap media dan isinya. dependency theory  is an idea that mediaís power is a function of audience membersí dependency on the media and their content. (http://highered.mcgraw-hill.com/sites/0767421906/student_view0/chapter12/glossary.html). Namun juga, ada hal yang penting untuk diingat. Yaitu bahwa khalayak tidak memiliki ketergantungan yang sama terhadap semua media. (http://blogs.unpad.ac.id/nadiasabrina/?p=50).

Yang mendasari ketergantungan itu ada dua, yang pertama adalah khayalak lebih tergantung pada media yang memenuhi kebutuhannya dibanding dengan media yang memenuhi beberapa kebutuhan saja. Dan yang kedua adalah kondisi sosial. Kondisi di mana media dan lembaga sosial saling berkait untuk membentuk kebutuhan dan ketergantungan khalayak. Dalam hal ini, keadaan sosialah yang membentuk ketergantungan khalayak, bukan media. (http://blogs.unpad.ac.id/nadiasabrina/?p=50)

Dari teori di atas sangat jelas bahwa musik punk masuk dalam proses komunikasi massa ini. Di mana musik punk adalah musik yang memenuhi kebutuhan sebagian masyarakat. Sehingga bisa menimbulkan ketergantungan kepada masyarakat. Musik punk sendiri juga selalu mengambil kritik sosial yang tentunya jika mempunyai keterkaitan yang erat dengan keadaan sosial yang terjadi saat itu, akan mampu menimbulkan ketergantungan isi pesan terhadap khalayak. Dan ini tidak bisa kita pungkiri.

Sebenarnya, ada beberapa kritik mengenai teori ketergantungan ini. Diantaranya adalah teori itu terlalu tergantung pada negara/pemerintah. Padahal di jaman ini kita dunia sudah mengalami apa yang disebut global village. Di mana batas-batas antar negara menjadi sangat kabur. (http://blogs.unpad.ac.id/nadiasabrina/?p=50)

Kritik itu tentulah sangat benar. Jika ditujukan dalam konteks yang umum. Namun jika ditarik ke dalam konteks penelitian kita, yaitu pengaruh musik punk terhadap masyarakat. Maka kritik itu akan menjadi lemah. Alasannya jelas, musik punk dengan ideologi dan kritik sosialnya, pastilah tidak hanya terbelenggu pada satu aturan negara saja, melainkan pada semua negara di dunia ini. Jika dimasukkan dalam global village, maka musik punk tetap tidak akan kehilangan pengaruhnya.

5. Hubungan Antar Variabel

Setelah kita mengetahui bahwa definisi komunikasi massa antara lain adalah seperti yang dikemukakan oleh Georg Gebner, yaitu komunikasi masa sebagai produksi dan distribusi yang berlandaskan teknologi dan lembaga dari arus pesan yang berkelanjutan serta paling luas dipunyai orang dalam masyarakat industri (Rakhmat, 1999 : 188). Juga seperti yang diungkapkan oleh Elizabeth – Noelle Neuman, definisi komunikasi massa yang membedakannya dengan komunikasi interpersonal, yaitu pertama, bersifat tidak langsung, artinya harus melalui media teknis. Kedua, bersifat satu arah (one flow communication), artinya tidak ada interaksi antarpeserta komunikasi. Ketiga, bersifat terbuka, artinya ditujukan kepada publik yang tidak terbatas dan anonim. Keempat, memiliki unsur publik yang secara geografis tersebar (Rakhmat, 1999 : 189).

Dan juga setelah kita mengetahui definisi dari punk seperti yang tertulis dalam www.wikipedia.org. Yaitu adalah merupakan sub-budaya yang lahir di London, Inggris. Punk juga dapat berarti jenis musik atau genre yang lahir di awal tahun 1970-an. Punk juga bisa berarti ideologi hidup yang mencakup aspek sosial dan politik. (http://id.wikipedia.org/wiki/Punk).

Juga kemudian teori-teori yang mendasarinya, seperti teori tentang perubahan sosial yang diutarakan oleh Karl Marx, yang berpendapat bahwa selama masyarakat masih terbagi atas kelas-kelas, maka pada kelas yang berkuasalah akan terhimpun segala kekuatan dan kekayaan. Hukum, filsafat, agama, dan kesenian merupakan refleksi dari status hukum ekonomi kelas tersebut. Namun demikian, hukum-hukum perubahan berperanan dalam sejarah, sehingga keadaan tersebut dapat berubah baik melalui suatu revolusi maupun secara damai. Akan tetapi selama masih ada kelas yang berkuasa, maka tetap terjadi eksploitasi terhadap kelas yang lebih lemah. Oleh karena itu selalu timbul pertikaian antara kelas-kelas tersebut, pertikaian akan berakhir apabila salah satu kelas ( yaitu kelas protelar ) menang, sehingga terjadilah masyarakat tanpa kelas. ( Soerjono Soekamto, 1982 : 44 ). Dan disambung dengan teori ketergantungan dalam teori komunikasi massa. Maka kita akan dapat menarik beberapa kesimpulan yang nantinya akan dapat menjadi dasar pemikiran dari penelitian ini.

Dari berbagai definisi dan teori tersebut, kita akhirnya tahu bahwa musik punk dengan ideologinya adalah termasuk dalam komunikasi massa. Yang berarti layak masuk dalam konteks penelitian ilmiah ini. Dan jika dikorelasikan dengan teori komunikasi massa, maka musik punk mempunyai kecenderungan yang kuat untuk mempengaruhi suatu sistem sosial masyarakat. Dan setelah diperkuat oleh teori perubahan sosial yang dikemukakan oleh Karl Marx, maka akan menjadi penting bagi kita untuk mengetahui pengaruh dari musik punk terhadap masyarakat luas, dan khususnya pada remaja yang masih dalam masa-masa transisi. Akan menjadi sesuatu kebutuhan di dalam masyarakat dan remaja untuk mengetahui pengaruhnya. Agar dalam kedepannya kita dapat meminimalisir efek negatifnya.

Hal yang perlu digaris bawahi di sini adalah bahwa kita tidak akan meneliti dan menghakimi tentang keberadaan musik punk dan ideologinya di dalam masyarakat. Melainkan hanya meneliti dan mengamati saja. Dalam analogi sepakbola, kita hanyalah pengamat dan komentatornya saja. Bukan menjadi pemain ataupun pelatih yang terlibat di dalamnya.


7 Komentar

Filed under pendidikan, tugas

7 responses to “Pengaruh Musik Punk terhadap Masyarakat

  1. puth angel cry

    saia sangat menyukai punk.musik punkrock sangat bisaa menjadi inspirasi saia untuk kehidupan saia.walaupun saia tidak bertatoo tapiitu menjadi rencana saia kedepan…

    txs buat anak2 punk yang solid. dan tetep harus dijaga,, jangan memakan sesamaaa..karena luka indonesia sudah berbekas

  2. pico

    aku selalu mencari apa sebenarnya musik punk itu, tetapi kebanyakan orang-orang mendefinisikan musik punk bukan secara musikologi seperti bagaimana harmoni, tempo, ritme musik punk itu. Tolong kasih tau kalu bisa

  3. Oryza

    Thanks banget infox ttg pengaruh Punk terhadp remaja, kbetulan sya jg lg meneliti Dampak Musik Underground di Kota Makassar bagi Remaja.

  4. Ian Bood

    sip, sama2 masbro, 🙂

  5. That is very fascinating, You’re an excessively professional blogger. I have joined your rss feed and look forward to looking for more of your fantastic post. Also, I have shared your web site in my social networks

  6. Ley Fajrin

    i love punk, dan punk bukan cuman salah satu genre music yang tercipta dengan keras, tetapi punk juga jalan hidup yang keras dan pencinta kebebasan, punk memang menyimbolkan diri dengan asesoris yang has tatto,pakaian robek,dan rambut yan berdiri, banyak di temui mungkin oleh kalian di pingir jalan tatti sesungguhnya punk bukan seperti itu …

  7. jeffri

    komentar saya anda menuliskan landasan teori seperti teori komunikasi masa dan perubahan sosial terus daftar pustakanya anda tidak menulis. berarti teorinya tidak bisa di percaya.

Silahkan berkomentar dengan sopan dan asik. Insya Allah gue bakal kunjungan balik :)